Kampanyekan Literasi, DPK Adakan Diskusi Buku dan Launching Gerakan Sumbang Buku
Dalam rangkaian memperingati Hari Buku Nasional 2024, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Yogyakarta menggelar kegiatan Diskusi Buku dengan judul “Kenapa Masa Depan Kita Bergantung Pada Perpustakaan, Membaca, dan Melamun” karya Neil Gaiman, Julian Baggini, dan Maggie Gram, pada Selasa, (14/05/2024).
Dirangkaikan dengan Launching Gerakan Sumbang Buku Melalui Bank Buku Jogja, kegiatan digelar di Kemantren Ngampilan Kota Yogyakarta, dengan dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari para guru, pengelola perpustakaan sekolah, organisasi profesi, komunitas baca, kampung baca, IKAPI, dan pengelola perpustakaan kelurahan Replikasi Mandiri Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
Hadir sebagai pembicara, Labibah Zain, seorang akademi dan praktisi di bidang ilmu perpustakaan dan informasi yang juga seorang aktivis penulis, editor, reviewer, serta pembicara baik tingkat lokal, nasional, regional, maupun internasional. Sedangkan pembicara kedua, Ageng Indra Sumarah, pegiat literasi yang sekaligus penerjemah buku bahan diskusi.
Tema literasi diangkat sebagai sebuah upaya dari Perpustakaan Kota Yogyakarta untuk terus mengkampanyekan pentingnya dunia literasi serta menguatkan pemahaman masyarakat akan eksistensi perpustakaan di masa yang akan datang. Hal tersebut seperti disampaikan oleh Kepala Bidang Pengelolaan Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Gemar Membaca, Nunun Zulaikha dalam sambutannya.
“Meski perolehan hasil Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) Masyarakat Kota Yogyakarta berkategori tinggi, namun masih banyak hal yang harus terus kita tingkatkan. Termasuk bagaimana menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang dapat meginspirasi dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan potensinya”, terang Nunun.
Sementara itu, dalam pemaparan materinya Labibah Zain mengungkapkan bahwa perpustakaan adalah tempat bahan bacaan yang bisa menarik kita ke dunia imajinasi, melahirkan pemikiran-pemikiran baru. Dan menurutnya, orang yang suka membaca bisa dimulai dari ‘butuh”, sedangkan untuk dapat menimbulkan rasa butuh, dibutuhkan sebuah contoh atau motivasi dari lingkungan sekitar dan juga lingkungan digital.
Serupa dengan apa yang disampaikan Labibah Zain, Ageng Indra, pembicara kedua menekankan akan pentingya membaca fiksi ilmiah yang dimulai sedari bocah. Karena dengan membaca buku-buku didalamnya akan membawa pembacanya ke dalam dunia imajinasi, tempat dimana akan dilahirkannya ide-ide besar, dan disanalah masa depan menunggu. [rta]